Serba Unik di Dunia: Pada 61 tahun lalu pemimpin Britania Raya (Inggris), Raja George VI, wafat dalam tidur setelah sakit berkepanjangan. Maka, putri sulungya, Elizabeth, mewarisi tahta kerajaan yang ditinggal ayahnya.
Menurut The History Channel, Elizabeth yang saat itu masih bergelar Putri (Princess), sedang berada di Kenya saat ayahnya meninggal. Kendati secara de facto sudah berstatus pemimpin pada hari ayahnya wafat, dia baru dimahkotai dan diberi gelar Ratu Elizabeth II pada 2 Juni 1953 dalam usia 27 tahun.
Ratu kelahiran 21 April 1926 ini memiliki nama panggilan Lilibeth di keluarganya. Sejak kecil dia sudah disiapkan untuk menggantikan ayahnya bila sewaktu-waktu mangkat. Elizabeth menikah dengan sepupu jauhnya, Phillip Mountbatten, pada 20 November 1947 di Westminster Abbey, London. Putra pertama dari empat anak Elizabeth, Pangeran Charles, lahir pada 1948.
Semasa hidupnya, walau bukan orator ulung dan kurang lancar berbicara, Raja George VI membuat sejumlah siaran radio untuk membangkitkan moral, terutama saat Inggris terlibat di kancah Perang Dunia II. Dia juga memilih tetap tinggal bersama istrinya, Elizabeth Bowes-Lyon, di Istana Buckingham London, yang porak poranda karena dibombardir pesawat-pesawat Nazi-Jerman di masa-masa awal Perang Dunia Kedua.
Loyalitas itulah yang membuat rakyat Inggris menghormati dan mencintai Raja George VI. Kondisi kesehatan Raja George VI merosot pada 1949, tetapi dia tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan hingga wafat tahun 1952.
Putra kedua Raja George V ini naik tahta pada 1936 setelah kakaknya, Raja Edward VIII, dengan suka rela turun tahta karena memilih menikahi seorang sosialita Amerika yang pernah bercerai dua kali, Wallis Simpson.
Karena alasan politik dan agama, Perdana Menteri Inggris saat itu, Stanley Baldwin, menetapkan bahwa Edward tidak bisa menikahi Simpson sekaligus menjadi raja. Maka, demi cintanya kepada Simpson, Edward memilih turun tahta dan mendukung adiknya sebagai pengganti dengan gelar Raja George VI.